
https://finance.detik.com
Bingung bagaimana menentukan kerja sambil kuliah atau kursus (online)? Ini caranya.
Banyak orang yang bertanya, apakah dengan ikut program e-learning, ia bisa sambil kerja di waktu yang sama? Bisa kok. Bagi mereka yang haus ilmu, tidak perlu mengajukan cuti untuk belajar kapan saja dan dimana saja.
Sangat wajar untuk bisa menyeimbangkan antara hidup dan bekerja sambil belajar, yang disebut “keseimbangan hidup-kerja-belajar.”
e-learning sambil bekerja bagaikan simalakama. Mau meninggalkan e-learning sayang, masih ingin belajar. Tidak bekerja demi e-learning, lebih disayangkan karena butuh uang rejeki, kecuali bagi yang sangat mementingkan belajar dulu daripada berkarir. Ada saja yang seperti itu tapi jarang.
Sedangkan tantangannya, bagaimana keduanya tetap dilakukan dalam waktu (hampir) bersamaan. Tentunya nikmat bisa bekerja sambil belajar. Tapi Anda juga harus menyadari, kerja sambil belajar menguras energi badan dan pikiran.
Kerja mulai pagi sampai sore, malam belajar. Istirahat cuma beberapa jam saja setelah pulang kerja. Yang fisiknya kuat ya enak. Sebelum mendaftar program ini, pikir matang-matang, bisa ndak bagi waktunya.
Sayang kan kalau sudah daftar apalagi mahal tapi kursusnya terbengkalai, akhirnya ndak selesai-selesai. Jadi, pertanyaannya adalah “Siapkah Anda untuk merubah pola hidup?” Tulisan ini menjelaskan tentang lulusan yang sudah bekerja tapi masih berpotensi untuk mencoba bekerja sambil belajar.
Bila bisa keduanya, tentu Anda berhasil mengatasi tantangan yang sulit; bagi waktu tanpa menghabiskan banyak energi.

https://www.sampinganonline.com
Tantangan yang Harus Dihadapi
Tuntutan di zaman canggih sekarang ini sudah semakin tinggi. Bagi yang gaptek masih bisa belajar kok, asalkan NIAT dan TEKUN. Namun kalau sudah malas, ya resiko tanggung penumpang sendiri.
Banyak kampus dan perusahaan yang ingin program e-learning dilakukan secara bersamaan. Daripada harus jauh-jauh ke luar kota untuk kuliah S2 atau S3, kan lebih enak belajar di rumah dengan media komputer dan internet.
Bekerja paruh waktu (part-time work) dan belajar penuh waktu (part-time study) adalah dua kegiatan yang sangat menuntut pelakunya untuk pintar membagi waktu. Mungkin adakalanya Anda ingin libur beberapa pertemuan kalau pekerjaannya terlalu padat.
Bagi perusahaan yang punya kebijakan meng-kursus-kan pegawainya, pimpinannya pasti akan berusaha untuk memilihkan waktu terbaik untuk belajar. Sebaiknya memang pagi, selain karena sudah mandi juga sudah sarapan, jadi otak masih segar.
Tapi kalau yang ikut atas inisiatif sendiri, ia akan berusaha habis-habisan bagaimana tetap bisa belajar sambil bekerja, saking hausnya ilmu. Durasi belajar dengan e-learning tidak selalu lama. Bisa setengah jam saja, atau sekitar satu jam saja.
Jam belajar dimulai kapan saja, tergantung program dari kampus atau website mana yang dipilih. Kendalanya orang yang mau ikut program ini macam-macam. Terlalu banyak tugas kantor yang bersamaan dengan jadwal belajar biasanya yang paling banyak terjadi.
Contoh, ketika mengikuti e-learning pertemuan kesekian, dapat tugas yang harus dikumpulkan besok. Tugasnya pun lumayan sulit, akhirnya lembur sampai tengah malam. Di saat yang sama, Anda juga perlu menyiapkan file presentasi untuk kantor besok.
Meskipun Anda jadi karyawan kesayangan, belum tentu kalau Anda tidak membuat, terlambat datang ke rapat atau diwakilkan diperbolehkan. Jadi, bagaimana caranya Anda sendiri yang harus membuatnya dan mempresentasikannya.
Sebetulnya, tugas yang didapat dari kantor atau sekolah ndak terlalu berat. Yang membuatnya berat karena setiap dapat tugas, mengerjakannya ditunda-tunda, akhirnya jadi besar. Kalau mengambil gaji ditunda-tunda kemudian jadi besar masih enak. 😊 Efeknya, akan sulit dan lama mengerjakan tugas kantor dan e-learning sekaligus.
Apalagi kalau hard copy (file dalam bentuk kertas) bercampur jadi satu, entah sengaja atau tidak sadar, tambah bikin bingung. Butuh waktu berjam-jam untuk memisahkan keduanya. Sementara pimpinan dan guru sudah teriak-teriak terus dengan logatnya masing-masing.
Yang satu minta laporan, yang satunya lagi tugas. Sebagai pekerja, Anda harus tahu posisi Anda. Jika posisi Anda hanyalah administrasi atau yang tugasnya ringan, masih bisa ikut e-learning dengan nyaman. Tapi kalau posisi yang menuntut kreatif, inovatif serta kecepatan selama kerja, sebaiknya pertimbangkan matang-matang.
Karena kreatif butuh ketenangan dan kondisi tubuh yang segar, kalau sudah capek, ide-ide akan hilang dengan cepat. Membangun mental dan stamina yang kuat sangatlah penting untuk mengatasi kendala dalam belajar sambil bekerja, mengingat keduanya sama-sama “menguras” pikiran.
Yang terpenting, Anda bisa bekerja di perusahaan yang punya kebijakan tentang FLEKSIBILITAS waktu (misalnya Google, jarang sekali tapi ada perusahaan di Indonesia seperti Google), begitu juga dengan program e-learning yang Anda ikuti.
Sifat pengertian dan bijaksana dari atasan yang mengizinkan Anda untuk ikut e-learning bisa melancarkan keinginan Anda untuk kursus secara elektronik. Jadi ketika waktunya bekerja tapi tiba-tiba ada perubahan jam kursus, Anda tinggal ijin saja ke pimpinan atau wakilnya untuk nego waktu pengganti kerja.
Biasanya, yang penting Anda bisa bekerja sesuai tuntutan perusahaan. Entah mau kerja delapan jam, empat jam atau hanya satu jam sehari, POKOKNYA selesai. Tapi kalau sistem kerja perusahaannya kaku, ya sulit mengaturnya.
Misal, Anda ingin kursus jam delapan pagi, tapi atasan melarang, Anda pasti sedih kan? Padahal ingin sekali belajar di internet. Namun saya kira ada e-learning yang jamnya bisa diatur, yang penting Anda profesional saja dengan tutornya terkait pembayaran dan jadwalnya.
Leave a Reply