
https://rahmatanlilalamin.or.id
PJJ, lebih banyak manfaat atau malah merugikan?
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bisa diartikan dimana pengajar dan peserta didik melakukan kegiatan belajar (KBM) mengajar tapi di tempat terpisah.
KBM berlangsung dengan memanfaatkan teknologi komputer yang terhubung internet. Bisa dibilang, PJJ adalah kata lainnya pembelajaran elektronik (e-learning)
PJJ sangat cocok bagi mereka yang sibuk bekerja tapi masih ingin belajar tentang ilmu yang disukainya. Semisal Anda ingin lanjut S2 ilmu komputer, tapi kesulitan untuk datang ke kampus, maka Anda cukup mendaftar secara online pada kampus yang memiliki fasilitas PJJ.
Mengingat dunia kerja semakin kompetitif dan perkembangan internet semakin maju, sehingga pendidikan bisa dialternatif dengan koneksi internet. Enaknya program ini adalah waktu dan tempat belajar fleksibel, asalkan internetnya cepat.

https://majalahdidik.com
Beberapa manfaat PJJ:
Pertama, (Maha) siswa bisa dengan bebas menentukan jam dan tempat belajar dengan adanya internet
Kedua, ketika siswa belajar di kelas tapi belum paham, dia memang bisa tanya dan menuliskannya di buku.
Tapi kalau PJJ, siswa bisa mengulang-ngulang dengan adanya fitur audio video yang telah direkam, dan sudah pasti fitur ini tidak akan pernah bosan dan marah mau diputar berapa kali pun.
Ketiga, di kelas, siswa wajib mengikuti jam belajar. Jadi misal waktu belajarnya 1,5 jam per mata pelajaran, berarti ya itu yang harus dijalani. Siswa ndak mungkin berani mau memutus penjelasan guru atau dosennya.
Dengan PJJ, meski ada video yang durasinya 1 jam, tapi siswa sudah merasa jenuh, ia bisa mengakhirinya dengan menonton setengah jam saja.

https://www.pikiran-rakyat.com
Meski enak, tapi ada hal yang dirasa sulit yang dialami oleh peserta PJJ:
- Mereka tidak terbiasa disiplin, karena merasa waktunya fleksibel, jadi seenaknya sendiri.
- Peserta tidak punya teman karena belajar sendirian di rumah saja. Sebenarnya masih bisa dengan chat atau telpon, tapi rasanya pasti beda kalau ketemu langsung.
- Masalah teknis seperti gangguan internet, atau laptop tiba-tiba ngadat, sehingga harus menunggu keesokan harinya atau beberapa hari kemudian untuk diperbaiki.
Namun di Indonesia, PJJ masih belum terlalu banyak peminat – terlepas dari pandemi. Masih banyak orang yang berbeda pemikiran soal program ini.
Ada yang lebih suka belajar di kelas, karena bisa ketemu langsung dengan pengajar dan teman-teman. Tapi ada juga yang merasa nyaman, enak dan eksklusif kalau campuran, antara di kelas dan PJJ (di rumah, kantor, mall).
Alasan lain PJJ belum dipilih karena biaya yang mungkin masih mahal. PJJ kan butuh internet yang cepet. Nah, oleh karena itu, Anda harus menyiapkan dana yang lumayan besar.
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang pernah saya lakukan, untuk melakukan panggilan video (video call) dengan modem USB, itu bisa sampai ratusan MB per detik.
Anggap saja, 1 detik 100 MB X 60 detik = 6000 MB (6 GB) / menit. Angka fantastis dalam kuota internet!
Itu belum termasuk mengunduh file-file audio / audio video yang ukurannya bisa mencapai puluhan atau bahkan ratusan MB per file. Woow banget memang!
Yah, itulah harga sebuah kenyamanan. Makin enak, praktis dan cepat, ya konsekuensinya makin mahal.
Dan lagi, masyarakat kita meski sudah tahu soal internet, tapi sebagian ternyata masih awam dengan PJJ. Kelihatannya aja gampang, tapi bukan berarti gampang banget.
Lalu apa masalahnya?
Komunikasi adalah hal utama dalam PJJ yang melibatkan interaksi antara pengajar (guru atau dosen) dan peserta didik (murid atau mahasiswa).
Di kelas mereka tidak terhubung dengan alat komunikasi berupa HP atau headset dan microphonenya.
Nah sedangkan di PJJ, peserta didik berhubungan dengan pengajar pakai alat, termasuk sambungan internet dan lagi-lagi tersandung biaya yang luar biasa wah.
Karena pakai alat, otomatis kedua pihak (pengajar dan peserta didik) harus tahu cara mengoperasikannya. “Ah kalau itu sih saya sudah tahu mas, wong tiap hari saya biasa chatting pake Skype atau Zoom”
Bagus kalau begitu. Tapi apa sudah tau soal etiketnya? Komunikasi ada etiketnya lho? Apalagi PJJ.
Dalam PJJ, ada beberapa etiket yang wajib Anda pahami sebagai peserta. Pertama, panggilan video, dimana pengajar transfer ilmu ke pesertanya.
Kedua, email, ketika siswa dapet tugas untuk disetorkan lewat email. Dan yang ketiga, telepon ketika memang Anda perlu menelepon pengajar.

https://mediaindonesia.com
Kita bahas yang panggilan video dulu. Sebelum kegiatan PJJ, ada beberapa hal yang perlu dipahami
No. 1: Cek kondisi alat
Pastikan headset dan kabel modem router (yang bentuknya kotak agak besar dari modem USB) atau modem USB terpasang dengan baik.
Dan usahakan untuk selalu mengecek setiap akan memulai PJJ, jangan hanya waktu pasang modem awal saja. Paling tidak sepuluh menit sebelumnya.
No. 2: Amati sekitar
Lihat dulu situasi dan kondisi sekitar Anda. Jangan ada orang yang sering lewat di belakang Anda (meskipun sebenarnya gak papa sih asal tidak ngganggu, tapi lebih baik jangan terlihat kamera laptop atau webcam).
Pencahayaan juga perlu diatur. Anda memang tidak akan syuting atau pemotretan, tapi ya memang begitulah etiketnya.
No. 3: Hindari gangguan
Matikan HP, redam atau kecilkan suara telepon rumah jika ada, suara TV, dan hindari suara anak-anak.
Leave a Reply