
https://tribratanews.kalteng.polri.go.id
Anak yang masih kecil harus diisi banyak data agar ketika dewasa nanti tentunya jadi pintar. Apa saja dan bagaimana?
Anak usia dini adalah umur yang sangat peka terhadap segala sesuatu; merekam ilmu, kejadian, berbagai suara dan kata, orang dan namanya, tempat, dan lain-lain. Pada saat keemasan ini adalah waktu yang sangat tepat untuk memperhatikan kemampuannnya untuk menyerap huruf atau diistilahkan melek huruf.
Para pendididik profesional sangat menekankan pentingnya mengajarkan huruf sejak usia dini karena kita semua tahu kalau banyak kata-kata di sekitar kita. Ketika anak memasuki dunia bermain (Playgroup atau TK), pasti mereka akan ketemu sama yang namanya kata. Entah itu kata benda maupun sifat.
Dengan persiapan yang baik sejak kecil, maka anak akan mudah menghadapi masa depannya. Melek huruf berperan sebagai kunci agar semua ilmu bisa dipelajari oleh anak-anak. Apa jadinya coba kalau dunia tanpa huruf? Maka tidak akan ada kata-kata dan pengetahuan, sunyi, senyap, kering, membosankan.
Kemampuan untuk menguasai huruf demi huruf sehingga akan bisa membuat anak membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat akan memberi mereka pengalaman belajar tersendiri. Pengalaman itu bisa seperti nikmatnya belajar ilmu yang mereka suka, menulis surat untuk temannya (entah urusan sekolah atau cinta), menulis tulisan yang bermanfaat ketika sudah masuk SD-SMA.
Sebuah laporan dari peneliti Amerika menjabarkan tentang melek huruf sejak dini serta berbagai kebijakan yang harus dilakukan oleh guru dan orang tua.
Yang perlu diketahui:
Satu, melek huruf wajib dilakukan sejak dini karena sangat berhubungan dengan ilmu di sekolah maupun luar sekolah.
Bisa dibilang, huruf adalah pondasi sekaligus modal awal untuk belajar. Ndak mungkin juga mau membaca tapi halamannya kosong semua.
Dua, hal-hal yang berhubungan dengan anak seperti emosi, bahasa, fisik adalah saling berhubungan dan bergantung.
Tiga, anak yang minim penguasaan hurufnya, otomatis sulit untuk membaca. Hal tersebut tentu menghambat berkembangnya potensi anak untuk menjadi cerdas.
Empat, sekolah harus punya standar tertentu untuk hasil yang diinginkan, isi kurikulum yang sesuai, dan guru yang berkompeten juga harus dipersiapkan guna mendidik anak melek huruf.
Lima, tuntutan sukses yang semakin tinggi mengharuskan sekolah membuat program mengajar melek huruf yang kreatif.
Enam, guru perlu terus meningkatkan kualitas mengajarnya agar lebih mumpuni dalam mengajar. Jadi jangan pernah merasa cukup dengan skill yang dimiliki.
Tujuh, selain mengajar, guru harus tahu perbedaan dari latar belakang murid-muridnya, keadaan keluarganya maupun ekonominya.
Saran-saran untuk guru:
Satu, setiap anak diwajibkan untuk mengikuti program khusus pembinaan melek huruf, diantaranya adaptasi belajar untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Mereka perlu pembinaan dari guru yang sangat sabar dan tekun.
Dua, kurikulum dan materi yang dibuat haruslah sudah terbukti bagus, dipadu dengan semua aspek belajar, yaitu kognitif (berpikir), kasih sayang (perasaan), dan psikomotor (fisik/gerak tubuh). Semua guru juga harus memahami esensi materinya.
Tiga, standar program melek huruf harus disesuaikan dengan tingkatannya.
Misal, tingkatan pertama anak belajar sepuluh huruf setiap hari selama satu bulan. Tingkatan kedua, dua puluh huruf dengan durasi yang sama. Tingkatan ketiga, tes semua huruf, apa sudah benar-benar dikuasai atau belum.
Empat, metode yang digunakan sangat dianjurkan beragam, jangan itu-itu saja. Selain membuat anak bosan, juga membuang waktu jika tidak berhasil.
Ketika guru menggunakan metode pertama selama periode yang ia tentukan sendiri (misal satu bulan) ndak ada hasilnya, bisa langsung pakai metode kedua. Setelah tahu hasilnya, gunakan sebagai evaluasi, apakah si anak cepat atau lambat melek hurufnya.
Lima, orang tua juga perlu tahu bagaimana cara melatih anak agar melek huruf dengan bertanya pada guru atau mengikuti program yang diadakan di sekolah, sehingga ada tindak lanjut belajar di rumah.
Meski tidak diajarkan semua, minimal orang tua ikut membimbing anaknya sedikit-sedikit agar cepat hafal.
Enam, materi harus dispesifikkan berdasarkan kebutuhan. Untuk bahasa Inggris, bedakan jadi dua, yaitu untuk kosakata di rumah dan sekolah, kalau sudah hafal semua huruf.

https://www.ruangmom.com
Hasil penelitian lain menyatakan terdapat beberapa kunci untuk memprediksi seorang anak bisa membaca.
Setelah dianalisa, penelitian tersebut mengindikasikan beberapa kemampuan dan skill anak usia lima tahun untuk memprediksi hasil membacanya.
Ini kunci beserta kemampuannya:
Pertama, berbicara yang terdiri dari penguasaan kosakata dan memahami pendengaran kata.
Kedua, kode alfabet yang terdiri atas penguasaan huruf, pemahaman bunyi huruf dan cara mengucapkannya.
Ketiga, buku pelajaran yang cocok untuk anak-anak usia dini.
Beberapa indikator lain tapi tidak terlalu berpengaruh pada perkembangan kemampuan anak untuk memahami huruf; Rapid Automatic Naming (RAN) yaitu untuk mengetahui kecepatan anak menamai benda, gambar, warna, simbol dan lain-lain.
Kemudian visual memory, kemampuan anak dalam mengingat segala objek yang dilihatnya.
Para pendidik dan pembuat kebijakan pendidikan memberi perhatian spesial pada anak usia dini untuk mengenal melek huruf dan kemampuan berbicara.
Riset memberikan empat prinsip untuk pengenalan melek huruf:
Prinsip pertama, berbicara merupakan pondasi untuk perkembangan melek huruf
Pondasi ini yang membuat anak bisa berbicara dengan kosakata yang didengarnya karena sering mendengar orang tuanya ngobrol atau mengajari anak langsung tentang nama-nama benda yang ada di rumahnya.
Anak pasti akan sering menirukan orang tuanya ngomong. Awalnya sedikit, lama-lama jadi banyak. Dari situ kita bisa tahu apa saja kata-kata yang sudah ia ingat.
Leave a Reply