
https://www.kaskus.co.id
Selain guru, masih ada hal lain yang tak kalah penting untuk membuat perkembangan anak lebih baik. Anak memang diharuskan untuk sering membaca dan mendengar demi perkembangan. Baik tidaknya anak bicara tergantung lingkungan. Lingkungannya juga harus pas karena pengaruhnya sangat kuat.
Lingkungan pertama adalah keluarga, kedua sekolah, dan ketiga teman-temannya. Jangan sampai anak ngomong yang ndak sopan gara-gara salah pergaulan. Orang tua juga jangan kaku dalam mengajari cara membaca.
Yang dibaca bukan hanya buku dari sekolah saja. Variasikan beragam media, mulai dari buku agama, poster, bungkus kue atau semacamnya, kata-kata dalam benda, TV dan masih banyak lagi. Latih menulis sesering mungkin tanpa target harus bisa berapa kata per hari. Yang penting bisa dulu.
Otak anak beda-beda dalam merekam dan “menuangkannya” ke dalam bentuk kata atau tulisan. Kalau dipaksa, bisa-bisa eror.
Pemahaman buku. Setelah hafal semua huruf, menguasai banyak kata, maka anak mulai diperkenalkan dengan buku. Jenisnya macam-macam, bisa berupa pelajaran atau cerita. Berikan penjelasan, buku apa yang harus dibaca dulu, apa makna bukunya. Jika ada prakteknya, kapan waktunya. Setiap halaman “berinteraksi” dengan halaman lain.
Contoh, buku tentang kehidupan sehari-hari. BAB 1 misalnya, membahas tentang menjaga kebersihan, halaman selanjutnya juga masih sama. BAB 2 katakan saja aktivitas yang dilakukan di pagi hari sampai malam. Lah kalau BAB 1 dan BAB 2 lain isi, kan bingung si anak? BAB 1 kebersihan, BAB 2 cara memasak. Ampun deh.
Salah satu isi kurikulum untuk hal ini adalah bagaimana mengajak anak berinteraksi langsung dengan buku, mengunjungi toko untuk tahu benda-benda yang dijual. Bisa juga dengan membeli buku yang berisi tanda-tanda, label untuk kemudian ditulis agar lebih mudah dihafal.
Cara tersebut sangat efektif untuk melatih anak supaya melek huruf. Guru dan orang tua tinggal mengomentari saja sambil membantu sedikit-sedikit membunyikan dan menulisnya.

https://www.educenter.id
Solusi ketiga, penugasan dan akuntabilitas
Agar tahu perkembangan anak dalam melek huruf, penting sekali untuk selalu mengukur kemajuannya. Dengan memberi mereka tugas, guru tahu sampai mana anak sudah bisa mempelajari huruf-huruf. Selain itu, guru juga bisa memutuskan apakah anak bisa lanjut ke level selanjutnya, dan juga sebagai bahan laporan pada orang tua.
Hasil pengamatan yang dilakukan terus menerus setiap hari di sekolah berdasarkan ketentuan isi kurikulum itulah yang akan dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), baik pada Kepala Sekolah maupun orang tua.
Solusi keempat, latar belakang guru
Zaman sekarang, guru dituntut untuk punya kemampuan mengajar yang benar-benar mumpuni, apalagi yang diajari anak kecil. Mengajarkan anak melek huruf adalah salah satu tugasnya. Pemerintah pun tidak main-main dalam membuat kebijakan dan program yang tepat.
Tantangannya bagaimana setiap guru mampu mengaplikasikan isi kurikulum dalam urusan melek huruf serta bahasa. Harapan pemerintah untuk memajukan pendidikan juga bukan perkara mudah, sebab anak semakin banyak, sedangkan jumlah guru (yang berkompeten untuk mengajar anak) masih belum seimbang dengan keinginan pemerintah.
Tapi kalau di Amerika, beberapa negara bagian sudah mengeluarkan sertifikat yang berkaitan dengan pengajaran anak usia dini. Kalau di Indonesia semacam Akta Mengajar. Sertifikat didapat setelah mereka diberi pelatihan khusus oleh pemerintah lewat program binaan.
Guru tidak hanya harus bisa mengajar, tapi juga bagaimana mengolah hati anak. Anak yang malas belajar akan tetap malas kalau hatinya tidak “disentuh” pelan-pelan. Hal-hal lain yang juga perlu mereka ketahui adalah kompetensi bicara. Contohnya bisa apa yang harus dikatakan, bagaimana etikanya, dan lain-lain.
Kemudian pengalaman apa yang harus mereka lakukan untuk mengasah kemampuan mempelajari huruf dan kata. Bagaimana membuat anak suka belajar, mampu menggunakan berbagai macam metode agar anak tidak cepat bosan dan cepat bisa.
Solusi kelima, guru dan orang tua
Sudah jelas kalau guru dan orang tua harus bekerjasama dengan baik dalam mendidik anak demi perkembangan anak dalam menguasai pelajaran, “area” melek huruf. Orang tua adalah guru pertama. Maka dari itu, dengan bimbingan yang baik dari rumah, anak tidak akan terlalu merasa kesulitan ketika sudah duduk di kelas.
Upaya yang dilakukan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan bahwa orang tua ikut pegang buku dan membimbing anak-anaknya membaca setiap hari. Seperti program One Day One Juz (Al Qur’an) atau One Day One Page (buku pelajaran). Dengan cara itu, diharapkan orang tua juga menjadi wakil guru untuk mengajar anaknya, sehingga belajar tidak hanya di sekolah saja.
Sayangnya, tidak semua orang tua sempat melakukannya. Kesibukan yang luar biasa membuat anak kurang bimbingan. Sebetulnya, yang penting bukan berapa banyak halaman harus diajarkan dan dibaca orang tua beserta anaknya, tapi seberapa sering anak dilatih untuk bisa hafal huruf dengan kata.
Kesimpulannya, anak wajib melek huruf sejak dini, mulai sebelum usia lima tahun dan sesudahnya, karena itu modal penting untuk masa depan mereka. Bayangkan saja kalau anak sampai umur tujuh tahun belum mengerti huruf, bagaimana ia mau pintar. Satu-satunya “bahan” untuk belajar dengan buku ya huruf itu.
Untuk mewujudkannya, guru harus punya kompetensi yang bagus, orang tua juga sangat dianjurkan untuk membimbing anak di rumah. Jadilah pelatih yang baik untuk anak-anak Anda.
Terinspirasi dari sini
Leave a Reply