
https://pwmu.co
Yang penting mereka sudah berusaha, nanti hasilnya akan bagus pelan-pelan. Kesuksesan yang Anda dan anak inginkan perlu proses yang sangat panjang.
Bukan sim salabim langsung besok hebat. Iya kalau film, tapi ini dunia nyata. Tumbuhkan rasa memiliki agar mereka menjaga apa yang dimilikinya.
Percuma juga kalau Anda membelikan buku, alat musik, alat olahraga tapi mereka tidak mau menjaganya. Sekarang kita analisa hasil dari penggalian Edwin. Anak pertama punya skill komunikasi yang bagus, gampang akrab dengan orang dan suka menolong. Karena itu ia memilih jurusan Komunikasi dan Bisnis.
Dia juga suka berkumpul dengan anak-anak untuk menjalankan misi sosial. Anak keduanya sangat suka menggambar sejak umur tiga tahun, akhirnya ia mengambil jurusan Animasi. Anak ketiganya sayang terhadap binatang, jinak pastinya.
Ia pun mempelajari ilmu kedokteran hewan. Yang paling kecil ingin mendapat ilmu permesinan, karena suka utak atik mesin sejak ABG dan bongkar pasang mainan sejak kecil.

https://www.ibupedia.com
Lihat Ketertarikan
Bagi Edwin, membuat anaknya tertarik dengan ilmu atau skil tertentu lebih penting daripada menuntut hasil (nilai). Ia memberi nasihat pada semua orang tua agar lebih memperhatikan minat, karena itu “mahal” sekali.
Rubah cara berpikir tentang pendidikan, dari hanya menuntut nilai bagus menjadi paham materi, bisa mempraktikkan, dan hasilnya (nilai plus praktik) bagus.
Apa artinya pintar tapi kalau sudah kerja ndak bisa apa-apa. Disuruh mengoperasikan komputer, cuma tolah-toleh. Menghadapi orang, kaku.
Menghitung uang, lama bahkan keliru terus. Memperbaiki mesin, cuma bisa membongkar, tapi ndak bisa ngembalikan. Mau jadi apa terus? Masa’ mau kerja modal hafalan teori doang?
Jika anak sudah senang melakukan sesuatu sesuai minatnya sejak kecil, enak pastinya. Bahkan ketika anak-anaknya Edwin menerima rapor, ia dan istrinya hanya tanya saja dapat nilai berapa, tidak membahas panjang lebar nilai apa yang jelek.
Ada kutipan sangat menarik yang wajib diingat oleh semua orang tua, guru dan murid tentang skill darinya.
Ketika Anda (anak yang akan dan sudah) bekerja, BUKAN TITEL DAN NILAI yang diperhitungkan, tapi KEMAMPUAN untuk MELAKUKAN SKILL yang dibutuhkan perusahaan. Daripada menuntut nilai, ia sangat menekankan pentingnya berbuat kebaikan dan kasih sayang.
Ajaran tersebut ia tanamkan pada semua anaknya agar bisa menentukan jalan hidupnya dengan membuat keputusan sebaik mungkin, sehingga hidupnya sukses.

https://www.kompasiana.com
Pengawasan dan Kepercayaan Diri
Edwin percaya jika ia terus memberikan pujian, perhatian dan ikut “merayakan” keberhasilan anak-anaknya, mereka akan terus termotivasi untuk melakukan yang terbaik, baik itu berhubungan dengan sekolah maupun yang umum.
Semakin diperhatikan dan didukung, mereka akan semakin percaya diri sehingga menjadi manusia hebat.
Jurusan seni dan karirnya mungkin bukan favorit setiap orang tua, tapi Edwin malah mengajarkan filosofi belajar yang unik. Ia ikuti saja apa yang dirasa mampu oleh anaknya, dan ia juga menegaskan jangan terlalu memikirkan uang.
Pemikiran Edwin betul kalau ternyata anaknya yang kedua lebih suka seni daripada animasi. Dengan ilmu dan skill seni (yang umum), maka akan bisa animasi juga, karena seni itu luas cakupannya.
Selain memberi dukungan dan pengawasan, Edwin tidak tinggal diam atau sekedar memberi saran ketika anaknya akan bekerja.
Ketika anak keduanya ingin kerja di perusahaan media, khususnya seni, ia menjelaskan kalau kerjanya akan sering lembur dan tuntutannya tinggi, sebanding dengan gaji dan level perusahaan (perusaahan ternama atau biasa).
Anaknya yang paling besar sempat bingung ingin berkarir saja atau berbisnis setelah mendapat gelar Ilmu Komunikasi.
Setelah ayahnya menanyakan pada teman-temannya yang paham soal itu, akhirnya ia menyarankan agar anaknya bisnis saja, mengingat komunikasinya bagus. Bisnis dan komunikasi memang satu paket yang tak terpisahkan.
Tetapi, saran dari sang ayah bukan berarti harga mati. Keputusan tetap ada di tangan anak-anaknya. Yang penting – lagi-lagi – anak-anaknya sudah berusaha dan memikirkan apa saja tantangan dan resikonya setelah ayahnya memberi gambaran tentang dunia kerja yang akan dijalani.
Itulah tradisi yang dilakukan oleh Edwin dan istrinya, duduk bersama untuk membicarakan masa depan dengan alat bantu yaitu Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) agar tahu mau belajar apa sesuai minat dan kemampuan. Selain itu, dengan tes ini, anak juga bisa diketahui kepribadiannya.
Menurutnya, daripada mengkritik dan menghakimi kemampuan anaknya, akan sangat lebih baik jika Anda memberi komentar-komentar positif.
Seperti “ndak papa kalau salah, namanya juga belajar,” atau “nilaimu jelek bukan karena tidak belajar, tapi perlu lebih maksimal lagi belajarnya, mungkin kamu ada yang lupa waktu ngerjakan soal ujian,”
Enak kan kalau kata-katanya menyejukkan begini? Saya yakin Anda seiya dan setuju sambil manggut-manggut.
Pokoknya jangan paksa mereka mau jadi apa, harus nurut dengan permintaan Anda untuk jadi PNS, dokter, guru dan yang lain. Posisikan diri Anda sebagai fasilitator yang memberi ide dan nasihat, bukan penuntut.

https://clobas.co.id
Penuhi Impian Mereka
Ajaran-ajaran Edwin sungguh mengena pada semua anaknya. Terbukti dengan keberhasilan anak-anaknya dalam mendapat ilmu yang sesuai dengan minat dan kemampuan, nilai yang bagus, dan yang tidak kalah penting, MENIKMATI proses belajarnya. Ini yang dicari orang tua plus anaknya!
Selama di sekolah dan di rumah, ia mengharuskan anak-anaknya disiplin mengelola waktu dan membantu orang tua.
Dengan hasrat, dukungan, kedisiplinan dan usaha maksimal serta doa, cita-cita bisa digapai.
Tidak mudah memang, perjuangan Edwin dan keempat anaknya layak kita jadikan contoh bagaimana mendidik anak dengan cara terbaik tanpa tekanan.
Di bagian akhir ini, ia berpesan pada semua orang tua untuk selalu mendengarkan keinginan anak ASAL MASUK AKAL. Bukan asal nuruti lho?
Tak ada orang tua sempurna, tapi mereka bisa mencintai dengan sempurna pada anak-anaknya. ketika anak membuat kesalahan atau tindakan yang benar, Edwin selalu ada untuk melayani. Tak ada satu solusi untuk semua masalah, tapi akan ada banyak solusi yang bisa dicari.
Selamat berjuang, Ayah, Ibu. Semoga anak kalian berhasil meraih cita-citanya!
Leave a Reply