
www.utakatikotak.com
Kembali ke kedisiplinan siswa. Bukan hanya bangun tidur saja yang tidak boleh kesiangan. Makan pun tak boleh terlambat juga. Telat makan bisa langsung maag.
Jadi, mulai bangun tidur, mandi, sarapan, makan kue sebelum makan siang, makan siang, makan kue lagi sebelum makan malam, makan malam, belajar, nonton TV sekedar untuk hiburan, semuanya harus diwaktu dan dijadwal dan dijatah.
Segitunya ya? Lho ya. Masa segininya? Bayangkan kalau datang ke sekolah di atas jam 9. Ketinggalan satu pelajaran pastinya.
Kurang tidur bikin ngantuk. Kelebihan tidur bikin linglung. Makan sedikit cepat lapar, akhirnya ndak bisa konsentrasi. Kelebihan makan juga ndak bagus, bikin susah mikir, sama saja.
Belajar sedikit atau terlalu sebentar ndak bisa langsung paham. Kelamaan belajar bikin jenuh.
Semua aktivitas itu ada porsinya. Kalau melanggar ketentuan, ya efeknya langsung terasa di tubuh.
Setelah istirahat pun masuknya terlambat setengah jam. Aduh, apa jadinya nanti kalau sudah lulus… 🙁

aansopiyan.blogspot.com
Kunci nomer 3: rencanakan masa depan. Apa cita-citamu? Pertanyaan yang pasti didengar setiap anak, mulai balita sampai ABG SMA.
Terdengar indah dan menyenangkan. Masalahnya, apakah setiap anak didik sudah dibekali pengetahuan untuk menjawabnya?
Anak didik bukan hanya diajari sekian tambah sekian atau bagaimana mengusai ilmu komputer. Namun harus lebih daripada itu.
Bagi yang suka nonton film, khususnya inspirasi, hampir pasti tahu Sang Pemimpi. Di film ini diceritakan bagaimana seorang guru mendoktrin murid-muridnya untuk kuliah di Universitas Sorbonne, Perancis.
Salah satu kampus favorit di dunia sekaligus terbaik di Perancis. Bayangkan saja, karakter yang diceritakan dalam film masih SD lho. Tapi kenapa kok sudah diiming-imingi kerennya kampus luar negeri?
Roma tidak bisa dibangun semalam. Begitu juga dengan impian. Persiapannya harus sudah sejak lama. Masalahnya, seringkali guru lupa untuk mengingatkan sekaligus memotivasi semua muridnya untuk punya dan menjaga impian.
Punya saja belum cukup, karena pasti lupa. Tapi kalau sama dijaga dan dirawat, pasti bisa berhasil.
Itulah kenapa ada ajaran untuk membuat buku impian. Bahasa kerennya dream book. Buku ini bukanlah mantra, tapi pengingat. Ya, HANYA pengingat. Ndak berlebihan fungsinya.
Tapi kalau dibaca setiap hari – biar selalu ingat karena manusia pasti bisa lupa, dihayati dan diyakini sepenuh hati, dipraktekkan dengan seluruh jiwa raga, bukan mustahil impian akan terwujud.
Asalkan impian itu SELARAS dengan KEMAMPUAN.
Kalau ndak bisa pemgrograman, ya jangan memaksakan diri untuk jadi programmer. Pelajari hal-hal yang disukai, karena bisa belum tentu suka.
Untuk penerapan di sekolah, anak yang niat dan rajin pasti akan selalu belajar setiap hari, kecuali Sabtu dan Minggu.
Ya boleh lah rehat sehari dua hari. Ada juga yang setiap hari saking semangatnya demi prestasi bisa sekolah ke luar negeri.
Dengan belajar setiap hari, kalau ada ujian mendadak, saya jamin ia ndak akan bingung. Otaknya sudah terisi data. Biasanya ini berlaku di sekolah negeri.
Kalau katanya mbak Merry Riana, penulis buku Mimpi Sejuta Dolar, sukses adalah persiapan berpadu dengan kesempatan.
Anda sudah siap dengan ilmu bahasa Inggris dan komputer, tapi belum dapat kesempatan untuk ikut tes CPNS atau beasiswa ke luar negeri, ya mau nggak mau harus sabar sampai kesempatan itu datang lagi.
Sedangkan kalau pas ada kesempatan mendapatkan beasiswa, atau pendanaan atas proyek yang dimiliki si anak – meski bukan proyek pembangunan, tapi si anak belum punya ilmunya atau sudah punya tapi masih pas-pasan, ya ia harus mengikhlaskan kesempatan itu untuk temannya yang sudah siap.
Sedihnya tuh disini L
Hidup memang misterius, bapak ibu guru dan dosen. Kita ndak pernah tahu ada peluang emas apa besok, minggu depan, tahun depan.
Makanya itu tekankan pada mereka untuk menyiapkan masa depan di atas kertas dan memperjuangkannya setiap detik. Carilah kisah-kisah inspiratif dengan googling, apakah itu bos perusahaan teknologi, fashion, kuliner dan profesi yang lain.
Saya yakin caranya sama; perpaduan persiapan ilmu dan praktek. Kalaupun belum ada kesempatan, mereka harus mencarinya. Bukan menunggu sambil duduk manis.
Memang ada yang didatangi oleh kesempatan berupa info beasiswa yang ditempel di mading, tapi ada juga yang harus dicari. Yang sering terjadi ya yang kedua. Proaktif!
Bicara soal dream book, suruh mereka membuat daftar impian. Dengan menjelaskan apa yang disukai, bagaimana tetap merawatnya sampai dewasa, bagaimana cara menghadapi orang yang suka mencibir dan masih banyak tips lain.
Contoh, ada anak yang suka sepak bola daripada pelajaran. Mainnya bagus, ikutkan saja sekolah sepak bola tapi dengan diimbangi kemampuan akademik.
Jangan sampai mentang-mentang bakatnya sepak bola terus ndak belajar sama sekali.
Tinggal bagaimana menciptakan metode yang menarik agar ilmunya nempel. Misal, ada dua gawang, kanan dan kiri – ini contoh saja buat inspirasi. Di depan gawang diberi jawaban modelnya seperti peringatan “awas jalan licin”.
Bisa juga berupa karton tebal yang digantung.
Guru memberi pertanyaan. Misal, apa sila ke lima Pancasila? Jawaban di gawang kanan “Ketuhanan yang Maha Esa.” Di gawang kiri Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Sambil menyelam minum air. Menarik?
Leave a Reply