
https://edukasi.kompas.com
Motivasi bisa terbangun dari empat aspek tersebut, jika situasi dan kondisi kelas dalam keadaan baik, kelas dan jenjangnya juga sesuai. Kombinasi tersebut bisa menghasilkan energi positif dalam KBM. Harapannya, tidak akan lagi kesulitan dan kebingungan pada diri anak.
Sebelum membahas keempatnya, mari kita bahas tentang motivasi dulu. Motivasi sendiri dibagi dua, ektrinsik (dari luar), dan intrinsik (dari dalam).

https://www.kompasiana.com
Motivasi ekstrinsik, yaitu ketika anak rajin belajar karena ingin dapat nilai yang baik, dapat hadiah, disukai semua gurunya. Bisa dibilang, ia melakukannya bukan dari hati. Antara terpaksa atau ingin dipuji. Ini jelas tidak sesuai dengan ajaran agama.

https://www.literahati.com
Motivasi intrinsik, ketika ada anak yang rajin belajar dimana saja dan kapan saja (kecuali lagi tidur), berarti ia punya motivasi ini. Ia tidak memikirkan nilai, pujian, sanjungan, punya banyak teman atau sedikit.
Yang ia pikir dan rasakan hanya kesenangan. Saking senangnya, ke kamar kecil sambil buang hajat pun bukunya dibawa. Jarang ya ada anak seperti ini? Julukannya kutu buku. Semoga kebanyakan murid Anda bisa merawat motivasi ini.
Beberapa cara bisa digunakan agar tahu keempat aspek tersebut berfungsi atau tidak:
- Kondisi apa yang bisa membuat para siswa mendapat pemahaman yang baik sehingga bisa sukses (nilainya bagus)?
- Kapan mereka mulai ingin tahu dengan terus-terusan tanya tentang materi yang belum mereka pahami?
- Bagaimana agar siswa bisa mengeskpresikan diri mereka?
- Bagaimana anak bisa belajar dengan senang hati dan bisa menjalin pertemanan?
Mungkin sebagian sekolah sudah mempraktikkannya. Artikel kali ini mencoba untuk membantu para pengajar melakukan keempat aspek supaya anak terdorong mau belajar, demi kesuksesan mereka.

https://oknews.co.id
Sukses Bisa Diraih, Yakinkan Itu
Tiap anak mesti punya cita-cita. Ia juga akan berusaha mencari cara bagaimana cita-citanya bisa terwujud. Istilahnya biar jadi orang. Kalau sukses, masyarakat akan menghormatinya. Namun, untuk jadi orang sukses bukan perkara mudah.
Kenapa? Setiap orang sukses PASTI pernah mengalami kegagalan. Mas, jangan nakut-nakuti dong? Kasihan murid saya.
Tenang, bapak ibu guru. Sebelum kita memberi motivasi tentang kesuksesan supaya mereka semangat belajar, ada syarat yang perlu dipenuhi:
- Jelaskan sukses itu apa. Bagaimana meraihnya, apa resikonya (jangan terkesan menakut-nakuti tapi, sampaikan dengan kata-kata yang enak), apa tantangannya, bagaimana mengatasi tantangan, hambatan dan kesulitannya. Manfaatnya apa bagi dirinya, keluarganya dan orang sekitarnya.
- Tunjukkan keterampilan apa saja yang dibutuhkan dengan menyesuaikan kemampuan mereka. Misal, Anda ajarkan cara menulis artikel bagi anak SMA, atau membuat program bagi anak SMK jurusan Teknologi Informasi.
- Berikan penjelasan bahwa sukses adalah “permata” dari dalam diri mereka. Beritahukan juga cara merawat dan menjaganya.
Terlihat sederhana dan jelas secara teori, tapi Anda harus bisa meyakinkan kalau mereka bisa melewati segala cobaan. Tantangan dan kesulitan memang tidak bisa dihindari, tapi bisa dijadikan evaluasi untuk lebih baik. Kalau kemarin dapat nilai kurang bagus, cari tahu kenapa.
Suruh anak mempelajari dan memperdalam ilmu dan keterampilan yang disukainya. Jika ada anak yang kesulitan, tanyakan bagian mana. Mungkin Anda terlalu cepat ketika menerangkan, bahasanya agak tinggi, atau metodenya kurang bagus.
Cara lain, minta mereka untuk menunjukkan bacaan dalam bahasa Inggris atau Indonesia yang belum Anda tahu. Bantu mereka menganalisa; tempat, waktu, berapa orang dalam cerita, bagaimana karakternya.
Beritahu juga bagaimana menjawab soal dari bacaan, dasarnya apa menjawab pilihan yang mereka pilih. Untuk sesi menulis, biasanya mereka masih bingung caranya. Ajarkan tentang pemetaan kata kunci (brainstorming atau mind mapping).
Cara yang sudah saya jelaskan ini bukanlah cara baru. Itu hanya sebagian gambaran untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar jangan hanya dimaknai dapat nilai bagus, tapi juga paham dengan isi materi.
Dengan pemahaman yang baik, tentu anak bisa sukses di kelas dan luar kelas. Nilai HANYA efek dari hasil belajar dalam bentuk tes dan ukuran kemajuan. Dengan nilai, guru otomatis mudah memantau perkembangan PEMAHAMAN anak, bukan sebagai pembeda antara anak pintar dan tidak.
Kalau ukurannya cuma dengan nilai, ada jaminan kah anak yang nilainya bagus pasti paham? Banyak anak yang hafal rumusnya Tenses tapi belum tau maknanya dan tidak bisa membedakan antar Tenses, atau bisa menerjemahkan kalimat bahasa Inggris karena sudah banyak hafal kosakatanya, tapi ndak paham isinya.
Sukses ada kriterianya, dan para guru punya kriterianya masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa sukses itu bisa dapat nilai bagus dan selalu ranking 3 besar, selalu menang lomba, punya karya bagus dan lainnya.
Yang penting sekarang, bukan hanya untuk membahas secara rinci tentang kriteria sukses, tapi bagaimana definisi dan kriteria itu bisa kita ajarkan pada semua murid, lalu mereka menerapkannya, baik di sekolah maupun untuk masa depannya.
Penerapan di sekolah ketika mereka mendapat prestasi akademik (nilainya bagus-bagus), maupun non akademik (menang lomba di sekolah dan luar sekolah). Sedangkan untuk masa depan, ilmu dan keterampilan yang sudah mereka peroleh selama belasan tahun bisa diterapkan di dunia kerja.
Leave a Reply