
https://www.literahati.com
Benarkah kalau ada anak yang benar-benar malas tak bisa dirubah?
Pas lagi mengajar, tiba-tiba ada murid yang buka situs jejaring sosial atau Youtube, rasanya bukan cuma ingin marah, tapi sekalian ngambil HPnya. Gangguan ini terjadi ketika Anda ngajar di kelas. Kalau sedang melakukan pembelajaran online, mereka langsung buka di tab baru di browsernya dan menelusuri situs favorit tanpa wajah beban dan dosa.
Membuat anak tetap belajar dengan fokus dan tenang memang PR sekaligus tantangan bagi semua guru se-dunia. Anda bisa menaklukkan mereka dengan cara-cara kreatif dan inovatif berikut:

https://www.english.bimba-aiueo.com
Interaksi lebih dekat. Selama ngajar, sesekali waktu Anda juga harus keliling kelas untuk melihat apa yang mereka kerjakan. Apa mereka mengerjakan sesuai dengan perintah Anda, pura-pura mengerjakan, atau mengerjakan sambil chatting?
Anda tidak perlu melihat setiap anak terus menerus, karena Anda bisa kehilangan waktu mengajar. Awasi secukupnya. Kalau ada yang tanya, jawablah singkat tapi gampang dimengerti.
Dengan begini, anak bukan cuma takut untuk buka-buka HP, tapi juga merasa diperhatikan. Bagi yang niat belajar, sudah pasti senang dengan perhatian Anda. Bagi yang setengah-setengah, ini bisa bikin mereka risih.
Ya begitulah anak, tergantung pendekatan Anda. Tinggal bagaimana cara Anda “mengambil” hati mereka.

https://siedoo.com
Hidupkan suasana. Sudah sangat jelas, anak ndak suka sistem belajar yang monoton. Setiap hari hanya diceramahi dan mengerjakan soal saja. Yang lebih ndak enak, anak yang ndak nyambung dengan materi, dipaksa dengan segala cara oleh si guru.
Akibatnya, bukan hanya tertekan, tapi mereka juga takut setiap kali guru tertentu masuk kelas. Akhirnya, proses KBM jadi tidak nyaman.
Nah, disini Anda dituntut untuk bisa membuat kelas hidup dengan perpaduan antara belajar sambil bermain dan keceriaan. Sering-seringlah tersenyum selama mengajar dan memainkan permainan, sehingga anak yang malas sekalipun bisa jadi semangat dan cepet menangkap materi Anda.

https://www.reyneraea.com
Beri tantangan. Tugas anak di sekolah bukan hanya untuk menghafal dan memahami materi, tapi juga perlu dilatih untuk menyelesaikan masalah. Ndak harus yang berat, sesuaikan dengan jenjang, kelas dan tentu saja materinya.
Bisa dengan cara memberi kalimat bahasa Inggris kemudian diterjemahkan secepat mungkin, kalimat bahasa Indonesia yang diacak, teka-teki dan lain-lain. Efeknya, otak akan melar karena takut dihukum, terlatih untuk berpikir cepat dan benar, serta berani mengambil resiko atas keputusan (menjawab) yang mereka lakukan.
Kalau salah tetap dihukum, tapi kalau benar akan dapat poin sekian yang bisa membantu “mengatrol” nilai rapor. Selain itu, motivasi akan tumbuh dengan sendirinya, sambil Anda mengembangkan soal-soal menantang yang lain.

https://www.gorontaloprov.go.id
Evaluasi. Belajar akan bisa diketahui hasilnya dengan evaluasi setiap pertemuan. Evaluasi bisa dilakukan dengan dua cara, lisan dan tulis. Lisan berupa pujian “bagus, pintar, hebat.” Tulis bisa dengan nilai angka, huruf, atau uraian singkat.
Untuk lisan, jangan sampai Anda mengucapkan kata yang kurang pantas seperti b***h. Cukup katakan “ayo nak, kamu bisa kok, lebih konsentrasi lagi.” Sedangkan tulis yang berupa uraian, tulis kemajuan apa saja yang sudah dilakukan atau dicapai. Contohnya: hari ini si A bisa menghafal 20 kosakata dan kalimat dengan metode menunjuk kartu bergambar.

https://www.kompasiana.com
Konten menarik. Bagi Anda yang setiap kali mengajar selalu menggunakan PowerPoint, sangat dianjurkan untuk membuatnya sebagus mungkin. Jangan hanya hitam putih saja. Anak lebih suka melihat yang warna-warni.
Gunakan kreativitas Anda untuk menghasilkan “karya seni” dalam menyajikan materi berupa slide. Tambahkan juga video dari internet atau VCD agar mereka tahu langsung contohnya, bukan hanya membayangkan.

https://www.ibupedia.com
Kesempatan mencoba. Setelah Anda menjelaskan, minta salah satu atau semua murid maju satu persatu untuk menjawab soal dari laptop Anda, atau menjelaskan dengan bahasa mereka sendiri. Ini bisa memberi sentuhan psikologis pada mereka. Meski sebentar, mengoperasikan laptop untuk menjawab soal bisa membuat mereka senang dan terkesan.
Selain yang sudah dijabarkan sebelumnya, ternyata masih ada beberapa poin menarik lain. Berdasarkan penelitian sekelompok pakar pendidikan di Amerika, ada perbedaan yang mencolok antara siswa yang punya semangat belajar dan kurang.
Siswa-siswi yang semangat punya tiga ciri;
Pertama, tertarik dengan pelajaran dan metodenya
Kedua, berusaha untuk konsisten mempelajari pelajaran atau materi yang dianggapnya sulit. Bisa jadi karena ada motivasi dari luar seperti hadiah.
Ketiga, senang waktu ngerjakan tugas, meskipun sulit
Pengajar bisa melihat ketiganya selama mengajar. Dari situ ia berharap agar apa yang ia lakukan bisa berlanjut setiap hari. Untuk poin kedua, kenyataannya tidak selalu karena hadiah.
Anak bisa semangat belajar, tapi karena berorientasi nilai, akhirnya belajarnya terpaksa. Itu kalau Anda selalu mengancam mereka “jika nilaimu jelek, tak panggil orang tuamu.” Di sisi lain, kalau Anda terlalu mudah memberi nilai bagus, mereka otomatis bisa meremahkan Anda.
Nah, tantangan selanjutnya bagi pengajar adalah bagaimana menyeimbangkan antara penghargaan dan hukuman yang layak. Ketahui juga apa kira-kira keinginan mereka. Apa itu terkait metode, materi yang perlu disederhanakan lagi, atau variasi KBM.
Masih berdasarkan penelitian, seorang pelajar, bahkan juga karyawan bisa semangat karena empat hal, dan keempatnya tak terlihat semua:
Sukses (kebutuhan untuk menguasai materi / pekerjaan)
Keingintahuan (kebutuhan untuk memahami materi / instruksi atasan)
Keaslian (kebutuhan untuk mengekspresikan diri)
Hubungan (kebutuhan untuk bersosialisasi)
Leave a Reply