
id.techinasia.com
Mengajar tak hanya satu cara, tapi bisa lebih. Apa saja?
Berdasarkan hasil riset yang berkaitan dengan pengajaran sistem hibrid atau berbasis komputer bersamaan dengan tatap muka di kelas (bukan murni e-learning yang hanya membuka komputer di rumah TANPA ketemuan dengan pengajar) menunjukkan bahwa ternyata bisa menghasilkan peserta didik yang berotak cemerlang.
Proses belajar mengajarnya pun efektif. Artinya, guru mengajar dan murid belajar dengan bantuan komputer.
Guru dengan nikmatnya bisa menampilkan hasil ketikannya dengan menggunakan LCD proyektor tanpa menggunakan spidol atau kapur yang bau atau debunya mengganggu kesehatan untuk menulis di papan. Ingin lebih enak lagi, gunakan saja pen tablet seperti yang pernah digunakan motivator kondang, Pak Mario Teguh.
Sedangkan murid dengan senangnya bisa melihat video atau foto menarik terkait materi yang sedang dipelajari.
Inilah era digital, dimana hampir semua hal sudah terhubung dengan alat canggih bernama HP (smartphone) dan komputer atau laptop. Gaya hidup yang berbeda dengan jaman dulu, dimana kalau anak main kelereng, dakonan atau kartu.
Sekarang bagi mereka sudah bukan jamannya lagi. Mereka sudah berinteraksi, mengutak atik dan menjelajahi dunia maya baik situs video, jejaring sosial, situs ilmu pengetahuan sampai atau beragam permainan yang jumlahnya tidak sedikit.
Nah, dengan adanya perubahan gaya hidup gara-gara karena kecanggihan benda-benda tadi, maka setiap pengajar sangat dianjurkan untuk mengubah sistem pengajarannya. Jadi tidak hanya menggunakan papan tulis dan buku saja.
Bagaimana kalau bukunya berwarna warni? Ok, ndak papa. Tapi alangkah bagusnya jika dipadu dengan pembelajaran hibrid agar hasilnya sangat memuaskan.
Untuk bisa mempraktekkan sistem ini, ada beberapa syarat yang harus dilakukan sang guru (tentunya kepala sekolah yang membuat kebijakan dan persetujuannya):

www.sayangsabah.com
Pertama, belajar. beragam program atau peranti lunak alias software harus dikuasai betul, ya minimal dimengerti. Seperti program mengetik, membuat presentasi, membuat kolom, mencari dan mengunduh video, mencari peta, buku digital, gambar, membuat dan mengelola e-mail dan lain-lain.
Kalau memang ada software lain tapi masih berhubungan dengan pembelajaran, Anda tidak perlu pusing. Yang penting bagaimana cara mengoperasikannya. Misal, mencari peta Malaysia dan mencari tahu apa yang mereka miliki.
Tinggal pakai Google Maps atau Earth saja. Bukan berarti mau tahuan, tapi untuk pengetahuan.
Tidak bisa membuat video karena buntu ide atau tidak ada alat pendukung seperti handycam? Buka saja Youtube. Melihat dunia luar semudah menekan tombol “search.” Gitu aja kok repot? 🙂

resistsulthan19.wordpress.com
Kedua, kemudahan. Buatlah penjelasan yang tidak menggunakan rumus panjang kali lebar kalau ingin menggunakan sebuah program. Menjelaskan bagaimana memasukkan gambar ke dalam Word atau Excel cukup 5 menit saja.
Jika Anda punya waktu, buatkan modul dengan buku cetakan, buku digital atau slide Power Point agar bisa dipraktekkan lagi di rumah.
Kalau masih ada yang bingung, suruh temannya membantu agar waktu ngajar Anda tidak terbuang sia-sia. Bukan berarti gak mau nolong lho? Tapi masih banyak anak yang ingin segera lanjut.

pintaria.com
Ketiga, kursus. Ikuti pelatihan pembelajaran online. Pasti banyak ilmu berharga yang bisa Anda dapatkan. Yang perlu diingat, jangan ikut karena ingin dapat seritifikat atau ingin sekalian jalan-jalan kalau pelatihannya di luar kota.
Pola pikir seperti ini hanya membuat pikiran dan hati dangkal. Tidak ada ilmu yang didapat dan tidak ada kepuasan yang dirasakan. Mending buat tidur ngerjakan yang lain saja.
Sebetulnya ada banyak sekali, ratusan hingga ribuan situs atau video pembelajaran online yang bisa dikonsumsi para guru atau dosen agar metodenya semakin keren dan hasilnya maknyus.
Saya tidak mengatakan ikut pelatihan tidak perlu. Tapi ada alternatif yang bisa ditempuh seandainya tidak ada pelatihan. Jadi maksudnya jangan menunggu sesuatu yang belum pasti. Carilah yang jelas-jelas sudah ada.
Sebagian sumber ini bisa dilihat, tentunya dengan bahasa Inggris :-). Ya kalau mau jadi hebat harus mau berusaha, salah satunya dengan membaca. Sedangkan kalau sumbernya bahasa Inggris itu namanya tantangan.
Kecuali kalau ingin mengajar model monoton ya silakan saja, tidak perlu susah payah membaca, apalagi menerjemahkan.
Sumber-sumber itu adalah “harta” berharga bagi pengajar. Selain mempermudah pemahaman anak, anak juga pastinya akan lebih senang dan aktif belajar karena tampilan materinya dan permainannya menarik.
Sehingga terjadilah pembelajaran aktif. Bukan hanya gurunya saja yang menjelaskan.
Bukan perkara mudah memang untuk membuat fasilitas dengan sistem online, tapi ada beberapa cara yang bisa dieksplorasi untuk melengkapi pembelajaran online agar siswa makin senang belajar.

smpnegeri2cangkringan.sch.id
Aktifitas pertama: praktek. Inilah yang terpenting dari sekian aktifitas. Pengajar membuat semua peserta didiknya MELAKUKAN hal-hal yang sesuai dengan materi yang dipelajarinya.
Sudah pasti ini adalah Tematik. Pertanyaannya, apakah siswa sudah diminta untuk menjaga kebersihan, misalnya. Atau melakukan perdagangan, yang mana pembelinya bisa teman, guru maupun orang tuanya.
Aktivitas ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh satu anak saja. Boleh dua bahkan lebih. Tentu, praktek sendirian dan berkelompok berlainan. Oleh karenanya, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan agar ketika melakukannya bisa pas dengan sistem belajar yang Anda aplikasikan.
Mungkinkah kalau mau ngajari olahraga dengan menggunakan animasi atau video saja anak langsung bisa? Otomatis gerakan-gerakan yang dicontohkan di video harus ditirukan. Begitu juga dengan bahasa asing.
Meski yang ngajar di video itu profesor terhebat se-dunia, tapi kalau anak hanya nonton, ya sama saja dengan memberi mereka hiburan saja. Ndak ada unsur pembelajarannya.
Leave a Reply