
https://elearningindustry.com
Apa saja syarat-syaratnya belajar dengan komputer?
Belajar dengan sistem digital alias e-learning perlu beberapa syarat agar berhasil untuk mengajar bagi guru dan berhasil mendapatkan ilmu (dengan cara terbaik) bagi siswa.
Pembelajaran berbasis online telah terbukti efektif untuk menyampaikan materi dan membuat peserta didik lebih nyaman dalam belajar.
Salah satu modelnya berupa e-learning, dimana pengajar dan murid tidak perlu ketemuan langsung di kelas (lumayan bisa hemat bensin dan tenaga).
Pengalaman belajar akan terasa berkesan sekali jika perpaduan guru yang kreatif, fasilitas seperti komputer yang terhubung internet, kelas yang nyaman (ber-AC kalau bisa) bersatu padu.
Bisa dibayangkan betapa NIKMAT dan INDAHnya kalau sekolah Anda punya ketiga hal tersebut.
Kemajuan IT yang sudah amat sangat cepat seperti yang kita alami di zaman sekarang, menuntut semua insan profesional – khususnya guru – untuk memanfaatkannya.
Entah itu mengoperasikan komputer dengan internetnya, menggunakan aplikasi chatting atau pendidikan, dan lainnya.
Begitu juga dengan siswa-siswinya. Mereka akan lebih suka jika pembelajarannya berbasis komputer TANPA mengesampingkan buku dan alat tulis.
Bisa dibilang, komputer untuk memudahkan belajar, menulis untuk “mengolahragakan” tangan.
Karena secanggihnya-canggihnya alat atau komputer, buku dan alat tulis TETAP dipakai.
Bagaimana agar pembelajaran canggih ini bisa dilakukan? Penuhi dulu syarat-syaratnya:

https://www.beritasatu.com
Syarat pertama: belajar
Pastinya, tidak semua pengajar sudah bisa komputer, khususnya yang berusia kepala lima.
Nah oleh karenanya, para pengajar harus bersedia meluangkan waktu untuk belajar komputer dan internet.
Ndak usah yang berat dan sulit. Cukup bisa browsing, mengunduh, mengunggah, menghapus arsip, dan lain sebagainya.
Bila perlu, kuasai troubleshooting (tau apa sebabnya program yang bermasalah, entah itu lambat atau tidak bisa dibuka dan cara mengatasinya).
Jadi ndak terlalu mengandalkan teknisi terus. Bagaimana mengoperasikan LCD dan membagikan arsip melalui link unduhan di web sekolah atau di web yang dibuat oleh guru mata pelajaran (mapel).
Ingat, sekian tahun kedepan, suka tidak suka, setuju tidak setuju, tiap guru (besar kemungkinan) dianjurkan bahkan diwajibkan untuk punya blog.
Blog tersebut bisa berisi materi atau cerita pengalaman pribadinya untuk dibaca semua murid dan orang tuanya agar mereka semakin semangat belajar.
Bagi yang belum tau dan belum bisa, SEGERALAH belajar. Ndak terlalu susah kok asal punya kemauan.

https://stanbrain.com
Syarat kedua: arahan dan jadwal
Buatlah pengarahan yang jelas dan mudah dipahami oleh anak didik terkait e-learning.
Seperti misalnya, mulai apakah pembelajarn online itu, bagaimana mengumpulkan dan mengunduh arsip, sampai cara membuat desain tugas yang menarik (eye-catching kata orang-orang modern).
Kemudian tentukan jadwal yang tepat untuk kelas online. Ini tentunya keputusan Kepsek setelah rapat penentuan jadwal.
Kelas online adalah fasilitas tambahan semacam laboratorium komputer.
Karena rasa-rasanya kurang mungkin kalau sekolah harus menyediakan komputer untuk setiap siswa, kecuali sekolah yang 95% dihuni anak jutawan, SPPnya juga jutaan.
Masih sedikit sekolah tipe ini.
Adakalanya guru mengadakan ujian disini karena biar ndak perlu ngoreksi manual pakai bolpen.

https://man3plg.sch.id
Syarat ketiga: pelatihan
Saya berharap semoga di kota Anda sering diadakan pelatihan e-learning. Kalaupun jarang, berusahalah untuk bisa ikut, meski setahun hanya dua kali.
Ya, saya tahu, e-learning memang belum bisa diterapkan sekarang karena faktor ekonomi.
Bisa jadi Anda bilang “jangankan beli belasan atau puluhan komputer, mau renovasi sekolah saja masih mikir-mikir Mas.” Tapi ndak ada salahnya kalau Anda menyiapkan diri MULAI SEKARANG.
Kan belajar ndak bisa sebentar dan harus diulangi. Kalaupun sebentar (cuma belajar MS Word saja), tetap perlu diulang-ulang. Manusia kan pasti lupa.
Jadi seandainya perekonomian Indonesia 10 tahun lagi membaik (masuk 5 besar misalnya), para pimpinan sekolah mulai SD-SMA/SMK dan pimpinan kampus se-Indonesia sudah bisa beli komputer atau laptop.
Anda sebagai pengajar sudah bisa, ndak bingung lagi. Ini hanya masalah waktu saja.
Sekedar mengingatkan, waktu berjalan MAJU dan CEPAT. Maka dari itu, “taruhlah” penyesalan di depan.
Tolong jangan bilang “jangan berlebihan Mas, beli komputer kok sampai puluhan unit.”
Bapak Ibu guru yang saya hormati, impian itu HARUS BESAR demi CITA-CITA. Kalau ndak besar, itu namanya keinginan.
Masa’ cuma berpikir “pokonya anak didik saya pinter, baik, cepet kerja kalau sudah lulus kuliah.”
Kalau cara berpikir seperti itu, maaf, anak akhirnya seperti robot. Diisi data, selesai.
Tidak disetting untuk memecahkan masalah, atau membuat dan mengembangkan hal baru.
Robot kan cuma membantu saja. Tidak bisa memecahkan masalah. Apalagi disuruh membuat buku.
Anda bisa mencari beragam referensi terkait pengajaran yang baik dan efektif berbasis online dengan Profesor Google.
Sumber atau referensi yang didapat sangatlah berguna sebagai petunjuk untuk melakukan pembelajaran online aktif daripada pasif, karena kalau pasif biasanya cepat bikin bosan.
Seperti yang sudah saya bahas di atas, mengadakan pembelajaran online bukanlah perkara gampang karena kendala SDM (guru yang belum menguasai e-learning) dan SDA (komputer yang belum bisa dibeli sekian unit).
Disini saya akan membeberkan bagaimana mengadopsi kegiatan pembelajaran secara interaktif dengan model komputerisasi yang terhubung internet agar hasilnya maknyus.
Dengan kegiatan ini, peserta didik akan bersemangat dan cepat paham tentang materi yang diajarkan.
Sistemnya ada dua; pertama, mereka belajar sendiri-sendiri, kedua, mereka belajar secara berkelompok.
Pada dasarnya sama dengan model belajar tanpa komputer. Kalau sendiri, berarti mikirnya ya sendiri. Kalau berkelompok, bisa saling berunding.
Leave a Reply