
https://www.ceritatentang.com
Setelah syarat-syarat keinteraktifan dipenuhi, buatlah metode yang menarik.
Komputer dan aplikasinya sebagai alat yang MEMPERMUDAH pemahaman, membuat PRAKTIS guru karena tidak perlu menulis di papan, mempermudah dan MEMPERCEPAT penilaian.
Kok bisa? Karena tiap klik “kumpulkan” atau “selesai” semua soal sudah ada nilainya, hanya dalam hitungan DETIK saja. Asyik bukan?
Belajar sendiri dan berkelompok sudah jelas beda cirinya. Yang ingin saya paparkan adalah poin-poin yang perlu dipikirkan untuk dipraktikkan saat melakukan kegiatan ini.
Contoh-contohnya juga ada untuk memberi pengetahuan dan pengalaman baru bagi pengajar tentang bagaimana menyediakan sesuatu yang bagus dan bagaimana menyesuaikan kegiatan beserta materinya.
Sehingga nantinya Anda bisa mengembangkannya lagi menjadi lebih keren di mata, pikiran, dan hati.
Pembelajaran interaktif akan menjadi berkualitas dan efektif kalau hal-hal berikut dilakukan:
Pertama: keutuhan materi dan alat. Kalau mau mengajar IPA tentang hujan, ya jelaskan secara rinci; apa itu hujan, bagaimana terjadinya, apa akibatnya kalau hujan turun deras di saat selokan penuh karena sampah, dan lain-lain.
Sediakan alat peraga yang pas. Bentuknya bisa berupa gambar, diagram alir (flowchart), atau animasi jika berbasis komputer.
Kedua: memberikan pemahaman pada anak tentang tema atau materi yang sedang dibahas jika anak masih tidak mengerti pakai bacaan atau diagram alir.
Ini tantangan tersendiri bagi para pengajar kalau mengajar anak yang biasa-biasa saja.
Ketiga: penugasan yang sesuai dengan kemampuan anak dan dunia kerja dan evaluasi. Setiap materi yang dijelaskan diusahakan ada unsur keterampilannya.
Kita tidak mungkin memberi materi atau tugas yang seharusnya dikerjakan anak SMA, sedangkan murid kita masih SD.
Kalau soal keterampilan, lha kalau masih SD? Bisa saja kok. Seperti bagaimana melatih anak untuk bertanggung jawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan.
Ini biasanya pelajaran Agama, PPkn atau kegiatan Pramuka. Saatnya mengupas perbedaan antara kegiatan individu dan kelompok.

https://m.tribunnews.com
Kegiatan individu
Harus ada dua unsur didalamnya, yaitu MENARIK dan MENCERAHKAN.
Menarik dalam artian guru harus bisa menjelaskan dengan baik, sabar dan rinci dengan metode yang membuat anak tidak ngantuk.
Kalau ada anak didik yang matanya sering nutup, jangan buru-buru menyalahkannya. Tanyakan pada diri sendiri: metode saya menarik tidak ya?
Jadi sering-seringlah INTROSPEKSI ya.
Mencerahkan maksudnya ketika guru menjelaskan, anak bukan cuma pintar, tapi mengerti apa yang harus DILAKUKAN setelahnya. Misal, “meja fungsinya untuk apa, anak-anak?”
Sudah pasti mereka menjawab “menulis, membaca dan meletakkan benda-benda seperti alat tulis dan lain-lain.
Tambahkan pertanyaan yang agak menantang, “kalau rusak bagaimana memperbaikinya?” atau “apa bedanya meja yang dibuat tukang kayu sama kalau kita beli jadi?” dan masih banyak pertanyaan lain.
Kreasikan saja agar mereka MENGERTI tentang keterampilan dan pengetahuan soal meja.
Selain itu, memberi kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari situasi dan kondisi berdasarkan dunia nyata dengan metode yang tepat.
Ajarkan tentang materi hujan lalu tanyakan. Misal, “kalau terjadi banjir, apa yang akan kamu lakukan?”
Ajarkan memasak lalu tanyakan “memasak yang benar itu bagaimana,” ajarkan juga, “kalau komputer lagi hang, kira-kira harus diapakan?”
Beberapa pertanyaan ini disesuaikan jenjang dan jurusannya (untuk SMK).
Aktivitas sekaligus metode yang bisa meningkatkan kemampuan mereka:
Aktivitas dan metode # 1: gunakan media berupa audio visual, minimal visual. Banyak gambar akan membuat mereka tidak hanya senang, tapi juga cepat mengerti.
Karena kalau teks saja membuat mereka membayangkan saja, meski mereka sebenarnya sudah bisa memahaminya.
Yang lebih keren dengan menggunakan animasi. Yang ngantuk bisa-bisa melek sepanjang pelajaran.
Tidak akan ada yang ngobrol juga mungkin. Kalaupun ngobrol ya seperlunya saja.
Latih juga untuk menyelesaikan permasalah secara langsung maupun tidak.
Yang secara langsung seperti memperbaiki ledeng rusak, ruangan yang sesak, pintu yang pegangannya hilang, dan masih banyak yang lain.
Sedangkan yang tidak langsung biasanya pakai simulasi komputer.
Seperti memperbaiki benda-benda elektronik, listrik (agar tidak kesetrum kalau salah pegang, tapi tetap harus praktik setelahnya).
Aktivitas dan metode # 2: tema yang dibahas bisa disampaikan di depan kelas agar guru dan teman-temannya tahu untuk dievaluasi di akhir pelajaran.
Anak yang presentasi bisa mempelajarinya dengan menggunakan gambar ataupun video dari gurunya yang ditampilkan dengan LCD.
Atau bisa juga salah satu anak memainkan drama tentang masalah sesuai materi untuk didiskusikan penyelesainnya dari teman-temannya.
Seperti misal: “ada anak yang jatuh, ia tak bisa berjalan, apa yang harus kamu lakukan?”
Aktivitas dan metode # 3: berikan tugas setelah penjelasan. Anda pasti akan bilang: ya iyalah, Mas.
Ya saya tahu kok, ini hanya penjelasan yang jadi satu dengan poin-pon sebelumnya.
Dengan mengerjakan, ketahuan kemampuan dari pikirannya apakah sudah mengerti atau belum.
Dengan melakukan setelahnya, siswa akan mampu dan terlatih keterampilannya agar kaki dan tangannya tidak kaku ketika bekerja atau sekedar membantu, baik orang tua, guru, atau orang-orang sekitarnya.
Tapi ada beberapa kelemahan:
Kelemahan pertama, anak perlu waktu untuk mempelajari aplikasi baru, apalagi sistem penggunannya ribet.
Selain itu, kalau jaringan internetnya lambat selama pembelajaran online, muridnya otomatis ngantuk dan jenuh.
Perlu biaya yang besar untuk internet berkecapatan tinggi, pembuatan program khusus atau animasi yang juga mahal.
Kelemahan kedua, kalau pembelajarannya dilakukan di rumah, tidak ada sistem yang ketat. Jadinya anak akan meremehkan waktu.
Kalau di sekolah kan sudah tersistem dari jam sekian sampai jam sekian.
Terlambat masuk resikonya kena hukuman atau ketinggalan materi, sedangkan gurunya tidak mau mengulangi.
Kelemahan ketiga, kalau ada masalah, kadang cukup sulit untuk dipecahkan melalui online.
Lebih enak kalau di kelas. Semisal, murid kebingungan mengunduh atau mengunggah.
Ia bisa langsung bertanya pada gurunya, dan gurunya mendatanginya sambil menunjukkan tombol mana yang dimaksud atau langkah-langkahnya.
Atau guru bisa membantu mengoperasikannya dengan memegang mouse muridnya sambil klik ini dan itu kalau sekiranya ruwet.
Leave a Reply