
kesling.poltekkes-smg.ac.id
Ok, sekarang saatnya. 3 P itu adalah Path (jalan kecil), Pace (kecepatan) dan Place (tempat). D nya Data. Data disini digunakan untuk pemetaan secara rinci mulai nama, soal apa saja yang pernah dikerjakan, nomer berapa saja yang benar dan salah, dan yang lainnya.
Saya uraikan sejelas-jelasnya. Selamat membaca sambil memahami dan menikmati.

buletinsmk-kafkazhesytha.blogspot.com
Path. Artinya memang jalan kecil. Tapi maksudnya disini adalah siswa diberi kebebasan untuk menentukan jalan belajarnya – bukan jalan hidupnya. Kata lainnya adalah cara belajar.
Bahasa tingkat tingginya independensi. Ini adalah salah satu metode menarik dimana anak boleh mencari segala hal terkait dengan materi yang sedang diajarkan gurunya. Bukan terpaku dengan satu hal.
Ketika guru mengajar IPA bab listrik, maka anak akan diberi tugas mencari tahu apa itu listrik, apa saja alatnya, bagaimana cara kerjanya, alat A dan B fungsinya untuk apa, kalau gak ada listrik bagaimana.
Mereka pun bebas memilih cara untuk mencari jawabannya. Bila perlu guru memberi buku panduan yang berbeda. Modul A berupa buku teks, modul B buku bergambar seperti komik, modul C percakapan (bisa dibuat sendiri oleh guru atau mencari dari internet).
Dari koran juga bisa kalau pas ketemu berita atau artikel tentang kelistrikan.
Bisa dengan mencari dari buku di perpustakaan, internet kalau jenjang SMP dan SMA. Kalau lagi di rumah bisa tanya ke orang tua, saudara, bahkan tetangga.
Waduh kok tetangga juga? Ini bisa untuk melatih keberanian dalam pencarian data. Bisa dibilang semacam riset. Dari sini nanti ketahuan siapa anak yang paling aktif mencari data, yang paling banyak jawabannya, dan yang paling berbobot jawabannya.
Belum tentu kan setiap orang punya jawaban yang sama.
Cara lain bisa dengan nonton video yang diputarkan guru. Guru tidak perlu menjelaskan, kalaupun menjelaskan sedikit saja. biarkan mereka menelaah sendiri. Asalkan penjelasan videonya gamblang, otomatis anak paham kok. Kalaupun tanya ya sedikit saja.
Selain itu ada lagi permainan. Wah kalau ini tentunya ada ribuan cara yang tidak mungkin bisa saya berikan semua. Jangankan komputer yang canggih, pakai sistem tradisional saja sudah pasti banyak.
Satu contoh saja. Kardus minuman atau kue bisa saja dijadikan puluhan sampai ratusan model untuk dibuat permainan.
Belum medium lain seperti botol, gelas plastik, kain dan lain-lain. Tapi kalau pakai permainan tradisional non komputer ini justru bisa meningkatkan keterampilan anak lho.
Jangan salah, sebagai guru Anda sudah pasti paham kalau anak itu harus terampil. Seperti yang pernah saya singgung di artikel lain kalau secanggih-canggihnya dan seefektif-efektifnya komputer atau kacamata VR, seluruh anggota tubuh tetap harus digerakkan.
Beberapa medium berbasis elektronik hanya sebagai alat bantu saja. Sedikit tambahan, joging di jalan sama joging di treadmil pastilah ada perbedaan. Silakan Anda analisa sendiri.
Dengan memberikan kebebasan cara belajar, anak akan merasa nyaman dalam belajar. mereka tahu apa yang mereka sukai. Sehingga belajar tidak terpaksa. Anda juga bisa mendapatkan hal baru tentang kemampuan anak.
Si A ternyata paham kalau dengan permainan, Si B cepet ngerti kalau pakai video, si C juga jadi pintar karena belajarnya sambil bekerja.
Dengan begini, target nilai yang sesuai dengan harapan akan tercapai dengan mudah. Contoh lain, lagi-lagi materi dari Matematika, bilangan pecahan. Gunakan metode yang bebeda dan beri kesempatan pada mereka untuk memilih sesuai dengan nuraninya
Bisa nonton video, cerita, membaca komik kalau ada, permainan, studi kasus, kerja kelompok dan yang lainnya. Perkaya wawasan Anda tentang masing-masing metode dengan rajin membaca dari segala sumber (buku, koran artikel di internet, majalah), ke toko buku.
Kadang, dengan membaca buku yang bukan pendidikan pun bisa memunculkan inspirasi lho secara ndak sadar.
Seperti buku bisnis. Bagaimana jualan secara online, bisa jadi Anda terpikir untuk membuat modul secara online juga. majalah otomotif bisa membuat Anda terampil untuk memodifikasi kelas layaknya memodifikasi kelas.
Lho bisa kan? Ya itu dia, pancing kreativitas dengan banyak membaca dan nonton video atau film yang bermanfaat.
Saya juga pernah menjelaskan kalau anak pastinya punya dua hal yang berbeda; gaya belajar dan kecepatan pemahaman.
Ini tidak bisa dipaksakan untuk mengikuti satu arahan yaitu harus mau mendengarkan ceramah guru. Maaf bapak ibu, itu cara jadul. Sekarang Anda harus berubah karena zaman dan caranya berubah.
Cara menonton TV, cara berkirim surat, caranya mencari uang, caranya mengajar dan belajar. jadi Anda dituntut untuk selalu tahu hal baru dalam pendidikan, salah satunya teknologi.
Saya bisa memahami kalau kreatif itu memang ndak gampang, tapi harus terus berusaha. Nyontek caranya orang juga gak masalah kok. Cari saja di Youtube, googling tentang manajemen kelas dan kreativitas mengajar. Ikut pelatihan meski harus ke luar kota.
Ndak perlu sampai ke luar negeri kok.
Kelemahan dari cara ini anak-anak menjadi tersebar, apalagi masih SD, kecuali kalau guru punya asisten. Atau punya cara kreatif bagaimana anak bisa kembali ke kelas tepat waktu dan membawa data. Entah dengan pemberian hadiah, nilai plus atau bebas ujian.
Leave a Reply