
www.viewsonic.com
Ingin dan siap menerapkan sistem belajar mengajar campuran demi meningkatkan prestasi anak didik tercinta?
Ada beberapa kunci inti yang mesti dilakukan agar belajar campuran menjadi efektif dan efisien, alasan kenapa harus melakukan kunci-kunci ini dan tips-tips bermanfaat yang pastinya membantu Anda untuk mengajar tanpa rasa capek dan meminimalkan kebingungan karena perbedaan kemampuan anak dalam menyerap materi.
Sebelumnya, saya jelaskan dulu kalau sebenarnya ada banyak pengertian dan contoh dari belajar campuran. Artinya, tidak harus pakai komputer atau gawai. Bisa juga perpaduan kertas, bola, spidol, karton dan masih banyak alat yang lain lagi.
Yang jelas, alat dan metodenya dicampur, bukan hanya sekedar menerangkan berjam-jam, anak bertanya guru menjawab, ngerjakan soal terus dinilai. Kalau bagus ya selesai, kalau belum bagus ya disuru belajar lagi.

www.monsoonconsultant.com
Pengertian yang disampaikan oleh Babson Research Grup kalau belajar campuran maksudnya proses belajar mengajar lebih banyak disampaikan oleh guru dengan metode teknologi, yaitu perpaduan komputer dan internet.
Porsinya sekitar 30 sampai 80 persen. Ini yang jelas sangat membantu guru dalam mengajar. Kalaupun tidak pakai internet ndak masalah, minimal komputer untuk menghemat kertas dan untuk menampilkan video dengan LCD proyektor agar lebih menarik dan jelas.
Masih banyak pengertian yang lain. Bisa dibilang, belajar campuran adalah sistem yang kompleks.dan bukan satu orang saja yang menciptakan teori dan contohnya. Sama halnya seperti sukses, ada ratusan bahkan ribuan makna yang berbeda untuk mengartikan sebuah kata sukses.
Padahal tujuannya ya satu; anak bisa cepat paham, sehingga secara otomatis tanpa ia minta nilainya pun ikut terdongkrak.
Pengertian dan makna kedua datangnya dari Christinsen Institute. Diantara puluhan teori, mungkin ini adalah definisi yang paling bisa diterima diantara pihak-pihak lain yang mengartikan belajar campuran.
Lembaga ini menafsirkan belajar sistem campuran adalah memanfaatkan sumber-sumber dari internet dengan memadukan komputer dan internet (bukan hanya main salin saja dari warnet) agar ada pengalaman baru dalam proses belajar mengajar, sehingga pengajar dan peserta didik sama-sama merasa terbantu dengan bantuan alat canggih ini.

penggandainformasi.blogspot.com
Guru tidak perlu kebanyakan menjelaskan serta lebih cepat dalam melakukan penilaian karena serba otomatis.
Bahkan ia punya data lengkap dan rinci untuk membedakan mana murid yang berprestasi dan mana yang belum, siapa saja yang suka dengan metode visual, auditory, kinestetik dan tipe lain.
Murid lebih jelas dan cepat menyerap materi karena pakai video dan animasi, ngerjakannya pun ndak usah pakai buku.
Tapi menulis itu TETAP perlu dilakukan. Frekuensinya terserah Anda. Bisa diatur sendiri dengan cara kalau pertemuan di minggu-minggu ganjil pakai alat tulis, sedangkan minggu genap pakai komputer. Adil dan bermanfaat secara psikologi.
Nah, karena lembaga kedua yang saya sebut ini adalah lembaga yang sangat mengunggulkan paham bahwa anak adalah pusat target yang mesti diaktifkan (bukan gurunya yang aktif), maka guru juga harus bisa membuat kontrol atas murid-muridnya.
Bagaimana agar muridnya selalu tanya, aktif mencari jawaban, bahkan mencari masalah di sekolah maupun di rumah. Sesepele apapun masalahnya. Misal bagaimana agar daun yang jatuh tidak sampai mengotori tanah sehingga tidak perlu disapu.
Berdasarkan pemaknaan dari Christensen, ada 3 P dan 1 D. Ini singkatan dalam bahasa Inggris yaitu Path, Pace, Place dan Data.
Ketiganya adalah KUNCI UTAMA kalau Anda selaku guru dan murid ingin pembelajaran campuran ini benar-benar berjalan lancar dan menyenangkan layaknya naik mobil Pajero atau Fortuner.
Transformasi belajar adalah sebuah keharusan di era serba canggih seperti sekarang ini. Apalagi dunia kerja menuntut skill, bukan teori.
Sistem ini bisa diterapkan pada semua jenjang, mulai TK sampai Perguruan Tinggi. Bukan berarti peran guru tidak ada lho. Guru tetap mengajar dan menjelaskan materi tapi secara global.
Siswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi segala macam sumber yang ada di sekolah maupun di rumah. Misal anak disuru mencari jenis-jenis pohon, maka tugasnya ya mencari tahu dengan bertanya ke tukang kebun atau tetangga kalau sedang di rumah.
Jadi meski belajar campuran sangat efektif, anak tetap tidak dilepas begitu saja. apakah itu pakai permainan tradisional, komputer, pelajarannya dikombinasi olahraga, maupun dilebur jadi satu dengan jalan-jalan.
Guru tetap pegang kendali. Ingat ya!
Kalau ada pertanyaan “bisakah diterapkan tanpa komputer tapi tetap menarik?” jawabannya “bisa saja asal guru kreatif, tapi kalau secara manual kurang enak. Penilaiannya tidak praktis karena pakai bolpen dan tidak ada pemetaan rinci kekuatan dan kelemahan per anak.”
Leave a Reply