
www.jendelasarjana.com
Pace. Kecepatan belajar anak. Hampir sama sistemnya seperti Path. Dengan diberikannya kebebasan pada anak, termasuk kecepatan dalam belajar, anak pun akan merasakan pengalaman belajar yang berbeda dibanding cara monoton yang sampai sekarang dipakai oleh kebanyakan guru; ceramah, tanya jawab dan mengerjakan soal.
Mereka bisa menentukan waktu sendiri untuk memahami materi setelah dijelaskan. Perlu diingat kalau kebebasan dalam menentukan waktu bukan berarti tanpa batasan. Kan ya ndak mungkin belajar IPS 3 jam.
Jadi standar belajar sesuai dengan jadwal. Tapi selama proses KBM, anak diberi keleluasaan belajar sendiri-sendiri. Ada yang sepuluh menit sudah paham, ada yang butuh sampai setengah jam baru ngerti.
Lha yang sudah cepat paham bisa diberi tugas. Sedangkan yang masih lama dekati dan berikan bimbingan. Bukan tidak mungkin anak yang belum cepat mengerti akan berjuang bagaimana agar cepat paham, demi mendapatkan kebebasan durasi belajar.
Misal, Andi disuruh membaca materi kondisi geografis Pulau Kalimantan. Ia membaca 15 menit saja langsung paham. Gurunya bisa langsung memberi penugasan berupa penggalian data lebih banyak tentang kondisi geografisnya Kalimantan dengan mencari di Perpustakaan, internet kalau memungkinkan dan sumber lain.
Dengan begini, ia tidak perlu nunggu teman-temannya yang masih belajar. Kelamaan akhirnya, buang-buang waktu. Kalau Anda mikir “wah nanti anak yang cepat pahamnya kan jadinya selalui mendahului teman-temannya?”
Saya kira ndak masalah kok. Kan sudah saya singgung di artikel sebelumnya kalau gaya belajar ndak sama. Salah satu hal terpenting dalam belajar bukan harus sama nilainya, harus sama gaya belajarnya, tapi NGERTI apa TIDAK.
Percuma saja kalau gaya belajar disamakan, metode ngajar disamakan buat semua anak, tapi yang ngerti cuma lima anak.

salatinetajudin.blogspot.com
Place. Tentukan sendiri tempat belajarmu. Saya yakin sekali, inilah yang disukai anak. Kita semua pasti sudah tahu kalau anak gak suka dikekang dalam hal apapun, termasuk belajar. Biarkan dia memilih tempat belajar yang menyenangkan.
Kalau ada yang bermain-main padahal sudah diberi kebebasan memilih tempat, bisa diberi hukuman yang tentunya mendidik, bukan kekerasan. Lagi-lagi ini perlu kerjasama antar guru untuk menentukan hukuman yang tepat.
Tidak ada salahnya semua sekolah dan kampus meniru budaya kerja google. Di google, karyawan bebas menentukan waktu kerja dan tempatnya. Mau pakai kaos, celana pendek dan sandal juga ndak masalah.
Yang penting pekerjaan selesai pada waktu yang sudah ditentukan oleh atasannya.
Untuk di sekolah, cara ini sangat dianjurkan demi kebahagiaan anak untuk belajar. Kalau anak senang, hampir pasti ia akan cepat menguasai materi. Tentunya guru juga harus sambil mengawasi, siapa saja yang belajar dengan internet. Pastikan ndak buka situs yang dilarang kalau terhubung internet.
Bisa juga dengan media TV pintar yang bisa terhubung dengan internet sehingga Anda bisa memilihkan channel yang sesuai dengan materi. Sambil olahraga atau outbond juga gak masalah. Bisakah? Bisa saja asal kreatif.
Maka dari itu, kalau kita punya kreatifitas (yang tinggi), kardus minuman bisa saja dibuat media belajar sampai lebih dari sepuluh model. Entah itu berupa miniatur pesawat, rumah, bola dan masih banyak yang lain.
Saya ingatkan lagi, jangan pernah memaksakan otak Anda untuk kreatif, tapi pancinglah dengan membaca segala macam buku, tontonlah film-film dan video yang bermanfaat, nanti tanpa sadar, lama-lama kreatifitas akan muncul dengan sendirinya.
Boleh juga dengan ATM seperti yang sudah saya jelaskan di artikel sebelumnya.

www.kreasiaplikasi.com
Data. Data bisa berupa laporan nilai harian, karakter dan lainnya. Jenisnya ada dua; hard dan soft copy. Hard copy berupa cetakan di kertas, sedangkan soft copy simpanan di komputer yang bisa dicetak kalau mau atau hanya cukup disimpan saja untuk bisa diakses sewaktu-waktu.
Kalau pakai komputer, apalagi pakai aplikasi khusus, tentunya guru akan sangat terbantu dalam menentukan metode apa yang cocok, target nilai yang layak, durasi belajar dan kriteria lain.
Untuk metode, ada beberapa yang dipakai. Bisa Cuma teks dengan gambar untuk pembelajar tipe visual, mendengarkan untuk tipe auditory, kinestetik dengan alat olahraga atau yang lain selain komputer.
Target nilai bisa diketahui secara rinci per pertemuan, sehingga kita ndak bisa maksa si Budi dapat nilai 80 setiap kali ngerjakan tugas. Tapi tetap dipertimbangkan untuk mencari solusi bagaimana agar nilainya naik. Entah dengan mengganti metode atau mengulang-mengulang materi dengan metode yang sama.
Sedangkan durasi belajar, guru akan bisa mendapatkan data berapa lama kemampuan setiap anak memahami materi A, B, C dan yang lainnya. Guru pun bisa membuat kelompok berdasarkan pembelajar paling cepat paham dan yang agak lama.
Nantinya, anak yang kurang cepat pemahamannya bisa dicarikan cara agar cepat. Intinya, kalau pakai komputer, siswa bisa dianalisa dengan cepat dan mudah segala kriterianya kecuali psikologi.
Kalau sudah menyangkut psikologi memang harus berhadapan antara guru dan siswanya. Tidak bisa pakai komputer saja.
Belajar campuran memang sangat membantu siswa belajar plus pemahamannya terhadap materi. Itu karena sistem ini memadukan berbagai media dan metode sehingga anak ndak cepat bosan. Yang namanya anak sudah pasti ingin perubahan model belajar sesering mungkin.
Leave a Reply